“ Sebenarnya apa tugas POLANTAS? Apakah menghakimi orang yang tak
bersalah, atau mengatur aturan berlalu lintas?”
Kita mengetahui bersama bahwa, Polantas
di Nabire membuat aturan lalu lintas seenaknya, dan itu tidak sesui dengan
aturan undang-undang. Saya mengatakan hal tersebut karena saya mempunyai bukti
yang cukup kuat. Sebelum saya mengatakan bukti tersebut lewat tulisan ini saya
akan menulis terlebih dahulu beberapa pertanyaaan yang tidak mungkin akan
terjawab.
Tugas polantas itukan hanya mengatur dan
mengamankan aturan lalu lintas, tetapi mengapa polantas mengambil kebutuhan
anak sekolah asli Papua misalnya seperti Laptop? Apakah anak Papua tidak berhak
membawah barang tersebut untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya? Mengapa Polantas
menembak, memukul, dan menghukum orang Papua, khusunya kabupaten Nabire yang
tidak memakai atribut kendaraan, sedangkan didaerah lain tidak? Siapakah kepala
daerah kabupaten Nabire yang selalu mengbaikan hal-hal tersebut, sehingga
Polantas berbuat perbuatan yang tidak mengandung nilai-nilai moral terhadap
orang-orang Nabire?
Bukti dari apa yang saya katakan diatas
adalah, “ada satu siswa dari SMA YPPK Adhiluhur jatuh dijalan ketika ia pulang
dari sekolah, pada hari jumat tanggal 2 september 2016, waktu kejadian itu
berlangsung, Polantas dantang tiba-tiba ditempat itu.
Setelah Polantas melihatnya, bukannya mereka menolong dia, melainkan mereka
mengambil laptopnya yang dia isi di tasnya, pada hal dia sudah memakai atribut kendaraannya
dengan lengkap, dan dibawah ke polres lalu mengadili dia selama 3 hari, dan
laptopnya yang diambil polantas itu sampai saat ini belum dikembalikan kepada
dia, apakah itu tindakan yang benar?”
Pada bulan desember 2015 terjadi
pembunuhan oleh polantas. Siswa kelas satu SMA YPPGI Nabire, ditembak langusng
oleh polantas, hanya karena tidak memakai helmet.
Coba kita tanyakan kepada diri kita
masing-masing, apakah yang lebih penting antara helmet dan nyawa? Dan coba
pikir, kita memakai helmet untuk melindungi keselamatan nyawa kita, tetapi
kenapa nyawa kita melayan, dan itu sengaja dilakukan oleh Polantas Nabire yang
tak punya pikiran sama sekali yang orang biasa mengatakan mereka adalah
Polantas “BODOH.”
Sering saya melihat polantas membiarkan orang yang berambut
lurus dan kulitnya putih lewat tanpa ditegur apa-apa apalagi menahan mereka dan
menghukum mereka dengan alasan bahwa mereka anak sekolah. Apakah siswa SMA
YPPGI Nabire yang ditembak itu bukan anak sekolah?
Semua pertanyaan itu sangat menyakitkan,
karena tak ada keadilan dan tak ada yang menegakkan Hak Asasi Manusia (HAM)
ditanah ini, mungkin Tuhan yang akan menjawab semua pertanyaan itu.
Ada satu kesan saya untuk seluruh
Polantas Nabire, saya mohon, jika kalian memang polantas, jalankan tugas kalian
sesuai dengan aturan undang-undang, jangan karena politik kalian mengorbankan
kami masyarakat yang kecil.
Jika kalian membenci saya, mengapa kalian
berada didaerah saya? Jika saya berani merebut dan merampas tanah milik orang
lain, pasti saya sudah pergi jauh dari kekuasaan kalian, tetapi karena saya
takut merebut milik orang lain, maka saya akan tetap disini menanggung dan
menerima apa yang kalian lakukan kepada saya, sebab tanah ini adalah milik
saya.....tanah tumapah darah saya...............
“Tuhan
peluk saya sebentar saja, saya sangat lelah menghadapi semua ini!”
Oleh
:YULIANUS DEGEI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar