Minggu, 10 Desember 2017

ADA APA DIBALIK KULIT HITAM DAN RAMBUT KERITING?



Hitam kulit keriting rambut, aku Papua

Pastinya bagi anak-anak Papua sudah tidak asing lagi dengan mendengarkan lirik lagu tersebut yang sering dinyanyikan oleh Edo Kondologit. Kulit yang hitam dan rambut yang keriting ittu cirri khas dari cirri kami anak-anak asli Papua. Dengan dilahirkan seperti itu, maka tidak terlihat pebedaan diantara kita sesma anak Papua.
Meskipun terlahir dengan kulit yang hitam dan rambut yang keriting, namun itu tidak membuat kita merasa berbeda dengan anak Indonesia lainnya. Karena kita merasa bahwa kita sesama anak Indonesia yang terlahir ditanah merah putih.
Menjadi anak Papua merupakan kebanggaan tersendiri bagi kami, dan menjadi anak Indonesia merupakan kebanggaan bersama bagi kita semua sesama anak Indonesia tenttunya. Kami bangga terlahir ditanah Papua karena setiap kami berada ditanah rantauan ditanah Jawa ataupun kota besar lainnya, kami selalu menjadi sorotan karena memang kami sangat mudah untuk dikenal sebagai anak dari timur Indonesia (Bumi Papua).
Kulit memang hitam, namun “hati kami bersih” dan rambut kami memang keriting, namun “jalan hidup kami lurus” sesuai dengan aturan norma-norma kehidupan yang ada. Namun dibalik semua itu juga tidak menghilangkan kami dari kesalahan karena kamipun hanya manusia biasa seperti halnya manusia lainnya. Ditanah Papua kami selalu diajarkan untuk saling merangkul antara satu suku dan suku yang lain dengan adat ataupun tradisi ditanah kami seperti melakukan acara bakar batu (barapen) yang dapat mempererat tali persaudaraan diantara kami.
Sebagian besar masyarakat dikota-kota besar beranggapan bahwa kami orang Papua adalah orang-orang yang kasar dan kejam. Namun itu tidak sesuai dengan kenyataan seperti yang ada dibumi Cendrawasih. Paras kami boleh terlihat kejam, namun hati kami tak sekejam itu. Buktinya dibumi Cendrawasih tanah kelahiran kami tidak pernah ada preman, peraampok, pemalakan ataupun mutilasi seperti halnya yang terjadi dikota-kota besar.
Tanah Papua selalu menciptakan kondisi yang aman dan tenteram sehingga hidup kamipun selalu merasa aman berada ditanah kelahiran kami sendiri. Jika ada masyarakat pendatang yang datang dari kota-kota lainpun selalu kami terima dengan hormat dan penuh dengan penghargaan karena mereka menginjakan kaki ditanah Papua.
Jika masyarakat dikota-kota lain menilai kami dari kulit luar, maka seperti itulah kami, berkulit hitam, berrambut keriting dan berparas sangar. Namun jika mereka ingin menilai kami dari dalam, maka dari situlah kalian akan tahu bagaimana lembutnya hati kami anak-anak Papua yang mencintai kedamian dan persaudaraan.
“Hitam-hitam buah Matoa, biar hitam manis rasanya,
Hitam-hitam orang Papua, biar hitam baik hatinya.”
COBA SAJA…!!
                                                                                                   Oleh   : Yulianus Dege

Tidak ada komentar:

Posting Komentar