Kebijaksanaan
bahan bakar minyak satu harga di Papua belum berjalan dengan baik. Hara BBM
hanya turun seperti di Jawa itu saat Presiden Joko Widodo melakukan blusukan di
Papua.
Akan tetapi, tak
lama setelah Jokowi meninggalkan Papua, harga BBM kembali melonjak. Beliau
pulang, satu-dua minggu kemudian harga kembali normal.
Seorang toko agama
Papua, Pastor Jhon Djonga mengatakan bahwa ia memantau langsung kondisi ini di
Yahukimo, Papua. Saat Jokowi baru mencanangkan program BBM satu harga
dikabupaten itu pada Oktober 2016, Jhon mengakui bahwa harganya sama seperti di
Jawa, yakni Rp. 6.450 per liter untuk premium dan Rp. 5.150 per liter untuk
solar.
Sekarang sudah
Rp.30.000 lagi. bahkan dalam rangka tahun baru dan Natal, tahun lalu kami
sampai 100.00, ucap Jhon saat berbicara dalam Seminar Nasional “Tiga Tahun
Pemerintahan Jokowi-JK di Papua” di Auditrium LIPI, Jakarta, Senin (18/12/2017).
Satu harga ini
sebenarnya sangat baik bagi masyarakat Papua. Sayangnya, program ini belum bisa
berjalan jika tak ada pengawasan. Lalu siapa yang harus monitoring dan harus
menangani.
Perangcangan BBM
satu harga dilakukan Jokowi di Bandara Nop Goliat Dekai, Yahukimo, Selasa (18/10/2016).
Dalam sambutannya, Jokowi menegaskan bahwa harga BBM di seluruh Papua dan Papua
Barat harus sama dengan wilayah lain, yakni Rp. 6.450 perliter untuk premium.
Jokowi menilai,
ada ketidakadilan selama bertahun-tahun kerena harga premium di wilayah
terpencil di Papua bisa mencapai Rp. 100.000 perliter.
Saat itu, Jokowi
mengatakan pertamina sudah melakukan sejumlah langkahuntuk menurunkan harga BBM
di Papua. Pertama adalah dengan mengembangkan sembilan penyalur BBM.
Kapasitas
penyimpanan BBM dipenyalur juga diperbesar. Selain itu, Pertamina juga sudah
membeli dua pesawat Air Tractor AT-802 yang bisa mengangkut 4.000 liter BBM
untuk didistribusikan kedaerah yang sulit dijangkau lewat jalur darat.
Jokowi bwerharap
praktik penyaluran BBM dilapangan berjalan sesuai harapan. Ia mengingatkan
jangan sampai BBM yang sudah dijual murah hanya dikuasai kelompok tertentu dan
kembali dijual dengan harga yang mahal
kepada masyarakat.
Jika memang
masyarakat Papua memiliki pemimpin, perhatikan dan bertindaklah sesuai
kepercayaan yang telah diberikan masyarakat kepeda pemimpin Papua itu. Jangan biarkan
kelompok-kelompok tertentu yang membuat masyarakat menderita hanya untuk
kepentingan pribadi.
Apabila ini
berlajut terus tanpa tindakan yang dilakuka oleh pemerintah maka masyarakat
bisa menduga kalau pemerintah juga berkompromi dalam hal itu untuk kepentigan
diri sandiri.
By: YULIANUS
DEGEI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar