Selasa, 02 Januari 2018

SELAMATKAN HUTAN DEMI KEHIDUPAN



     
Punahnya sekian banyak hutan belantara kita yang ditebang tanpa    mempeduliakan isinya, akan amat merugikan bukan saja bangsa kita akan tetapi seluruh umat manusia. Dalam usaha manusia sejak lama mengembangkan jenis tanamn unggul untuk menjadi bahan makanan bagi manusia dan ternak, kehancuran banyak tumbuhan dapat saja merupakan kehilangan sumber-sumber genetika yang diperlukan untuk sumber bahan makanan sesama manusia.
     Menurut International Unior for Conservation of Nuture and Nature Recources (IUCN) terdapat 220.000 jenis tanaman dan bunga yang kini telah langka didunia yang sudah dan sedang diancam kepunahan. Disamping itu terdapt lebih dari seribu jenis marga satwa yang juga langka diancam kepunahan. Harimau dibali sudah dinyatakan punah, sedangkan harimau yang di Jawa tinggal hanya sedikit saja atau dapat dihitung dengan jari. Orang utan, harimau, gajah, dan badak, anoa, banteng, anjing liar, babi rusa, komodo, burung maleo, cendrawasih, kakatua, dan satwa lainnya sudah termasuk dalam bahaya kepunahan dan langka.
     Kepunahan demikian banyak tumbuhan dan marga satwa pasti akan menimbulkan akibat buruk pula pada kehidupan manusia. Antara manusia dan marga satwa sepanjang sejarah kehidupan diatas bumi sejak ratusan rubu tahun telah terjalin hubungan yang khusus. Manusia telah memakai banyak satwa menjadi lambang kebesaran, seperti harimau, singa, beruang, gajah, macan tutul kuda, garuda, dan sebagainya. Demikian pula dengan tumbuh-tumbuhan. Bunga patma atau teratai merupakan lambing yang erat kaitannya dengan agama Budha, ular Korba oleh sebagian orang Hindu dijadikan pujaan, bunga Krisantemun adalah lambang kaisar Jepang, burung Garuda oleh bangsa Indonesia menjadikannya sebagai lambang negara, dan bunga melati dijadikan sebagai bunga nasional Indonesia dan Philipina. Bunga Tulip misalnya  merupakan bunga kebanggaan bangsa Belanda, pohon beringin menjadi lambang paratai golongan karya di Indonesia dan lainnya. Malahan sejak ribuan tahun manusia hidup serumah dan sepekarangan dengan berbagai marga satwa yang dijinakkan dan dikembangbiakkan tetapi hidup bersama manusia seperti tikus, semut, dan lain lagi yang tidak sempat dituliskan disini.
       Tumbuhan dan satwa telah mengisi demikian benyak relung kehidupan manusia, telah memperkaya dan mewarnai kehidupan manusia selama ratusan tahun. Tumbuhan dan satwa telah mengisi berbagai kisah bangsa-bangsa diseluruh dunia. Pada kita sangat terkenal si Kancil, ceerita burung Kayan, berbagai cerita mengenai binatang dalam berbagai cerita rakyat di nusantara, burung menjelma dalam cerita Ramayana, dalam cerita rakyat bali.
     Kehilangan apa yamg diderita oleh umat manusia seandainya tumbuhan dan satwa serupa ini hilang dari muka bumi. Apakah mereka akan tetap hidup dalam dongen dan kisah yang telah memperkaya daya imajinasi, meransang anak-anak diumur mudanya untuk mengembangkan daya khayalnya, impian-impiannya, dan pula berbagai nilai dan sikapnya sebagai anak manusia? Saya rasa jika tumbuhan dan satwa punah, maka merekapun akan punah pula dalam kisah dan dongen tersebut, dan umat manusia akan rugi banyak.
      Karena itu adalah demi kepentingan kita sendiri, demi kelangsungan hidup umat manusia sendiri untuk menjaga kelestarian rimba dan marga satwa. Ini adalh kewajiban kita semua, sebagai tanda syukur kita kepada Tuhan yang telah menciptakan berbagai jenis bentuk kehidupan dibumi ini adalah mahkluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa, dan semuanya sama-sama mempunyai hak hidup, pohon raksasa ditengah belantara, ikan disamudra, sungai dan danau, burung dipadang belukar, dan marga satwa didalam rimba. Tanpa mereka pasti kehidupan manusia akan menjadi amat miskin dan penuh kekosongan dan eksistensi manusia sendiri akan terancam binasa.

Oleh: YULIANUS DEGEI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar