Punahnya sekian banyak hutan belantara kita yang ditebang tanpa mempeduliakan isinya, akan amat merugikan bukan saja bangsa kita akan tetapi seluruh umat manusia. Dalam usaha manusia sejak lama mengembangkan jenis tanamn unggul untuk menjadi bahan makanan bagi manusia dan ternak, kehancuran banyak tumbuhan dapat saja merupakan kehilangan sumber-sumber genetika yang diperlukan untuk sumber bahan makanan sesama manusia.
Menurut International Unior for
Conservation of Nuture and Nature Recources (IUCN) terdapat 220.000 jenis
tanaman dan bunga yang kini telah langka didunia yang sudah dan sedang diancam
kepunahan. Disamping itu terdapt lebih dari seribu jenis marga satwa yang juga
langka diancam kepunahan. Harimau dibali sudah dinyatakan punah, sedangkan
harimau yang di Jawa tinggal hanya sedikit saja atau dapat dihitung dengan
jari. Orang utan, harimau, gajah, dan badak, anoa, banteng, anjing liar, babi
rusa, komodo, burung maleo, cendrawasih, kakatua, dan satwa lainnya sudah
termasuk dalam bahaya kepunahan dan langka.
Kepunahan demikian banyak tumbuhan dan
marga satwa pasti akan menimbulkan akibat buruk pula pada kehidupan manusia.
Antara manusia dan marga satwa sepanjang sejarah kehidupan diatas bumi sejak
ratusan rubu tahun telah terjalin hubungan yang khusus. Manusia telah memakai
banyak satwa menjadi lambang kebesaran, seperti harimau, singa, beruang, gajah,
macan tutul kuda, garuda, dan sebagainya. Demikian pula dengan tumbuh-tumbuhan.
Bunga patma atau teratai merupakan lambing yang erat kaitannya dengan agama
Budha, ular Korba oleh sebagian orang Hindu dijadikan pujaan, bunga Krisantemun
adalah lambang kaisar Jepang, burung Garuda oleh bangsa Indonesia menjadikannya
sebagai lambang negara, dan bunga melati dijadikan sebagai bunga nasional
Indonesia dan Philipina. Bunga Tulip misalnya merupakan bunga kebanggaan bangsa Belanda,
pohon beringin menjadi lambang paratai golongan karya di Indonesia dan lainnya.
Malahan sejak ribuan tahun manusia hidup serumah dan sepekarangan dengan
berbagai marga satwa yang dijinakkan dan dikembangbiakkan tetapi hidup bersama
manusia seperti tikus, semut, dan lain lagi yang tidak sempat dituliskan
disini.
Tumbuhan dan satwa telah mengisi
demikian benyak relung kehidupan manusia, telah memperkaya dan mewarnai
kehidupan manusia selama ratusan tahun. Tumbuhan dan satwa telah mengisi
berbagai kisah bangsa-bangsa diseluruh dunia. Pada kita sangat terkenal si
Kancil, ceerita burung Kayan, berbagai cerita mengenai binatang dalam berbagai
cerita rakyat di nusantara, burung menjelma dalam cerita Ramayana, dalam cerita
rakyat bali.
Kehilangan apa yamg diderita oleh umat
manusia seandainya tumbuhan dan satwa serupa ini hilang dari muka bumi. Apakah
mereka akan tetap hidup dalam dongen dan kisah yang telah memperkaya daya
imajinasi, meransang anak-anak diumur mudanya untuk mengembangkan daya
khayalnya, impian-impiannya, dan pula berbagai nilai dan sikapnya sebagai anak
manusia? Saya rasa jika tumbuhan dan satwa punah, maka merekapun akan punah
pula dalam kisah dan dongen tersebut, dan umat manusia akan rugi banyak.
Karena itu adalah demi kepentingan kita
sendiri, demi kelangsungan hidup umat manusia sendiri untuk menjaga kelestarian
rimba dan marga satwa. Ini adalh kewajiban kita semua, sebagai tanda syukur
kita kepada Tuhan yang telah menciptakan berbagai jenis bentuk kehidupan dibumi
ini adalah mahkluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa, dan semuanya sama-sama
mempunyai hak hidup, pohon raksasa ditengah belantara, ikan disamudra, sungai
dan danau, burung dipadang belukar, dan marga satwa didalam rimba. Tanpa mereka
pasti kehidupan manusia akan menjadi amat miskin dan penuh kekosongan dan
eksistensi manusia sendiri akan terancam binasa.
Oleh:
YULIANUS DEGEI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar