Mengapa nama Negeri Cendrawasih harus dihapus? Karena kedua kata tersebut mengandung makna yang
sangat tidak pantas dan artinya tidak mmungkin makna kemanusiaan.
Pemberian nama suatu daerah atau Negara tidak harus
asal-asalan, melainkan harus mengandunng
makna dan arti yang penting baik itu sesuai peradaban, letak wilayah,
penghuni maupun itu sesuai naral menusia.
Apa arti sebuah nama? Setiap nama memiliki makna. Begitu pula dengan nama
daerah tempat tinggal kita. Ada arti yang mungkin tersembunyi dibalik nama
daerah tersebut. Maka nama harus diberi
sewajar-wajarnya yang didalamnnya mengandung makna yang positif.
A.
Irian
Irian jaya adalah nama sebuah daerah disebelah timur
Indonesia yang dulu sempat diberi nama Papua. Nama Irian sendiri merupakan
pemberian dari presiden RI yang pertama, Soekarno. Irian merupakan sebuah
kependekan dari “Ikut Republik Indonesia, Anti Nedherland”
(ikut menjadi bagian dari Repoblik Indonesia, anti Belanda). Dan pada tanggal 1
Maret 1973, nama Irian Barat yang telah dicetuskan oleh Soekarno, diganti
menjadi “Irian Jaya” oleh Soeharto sesuai dengan peraturan nomor 5 tahun 1973
bersamaan dengan peresmian eksplorasi PT Freeport Indonesia di Tembagapura.
Dengan demikian kita bisa simpulkan bahwa, jika kita
memakai nama Irian Barat ataupun Irian Jaya, maka kita tetap pengikut Negara
Republik Indonesia.
B.
Papua
Bagi para pelaut, penjelajah, dan peneliti, pulau
Cendrawasih sudah tidak asing lagi dan telah dikenal sejak lama. Negeri
Cendrawasih dalam sejarahnya telah memiliki berbagai nama. Nama papua diberikan
oleh Gubernur pertama Portugis di Maluku, Jorge de Meneses, pada tahun 1525. Dalam sejarahnya, ketika de
Meneses berlayar ke pulau Waigeo dan menemukan penduduk berkulit hitam dan
berambut keriting, dia menyebut penduduk wilyah itu sebagai orang Papua,
sedangkan wilayahnya disebut Ilhas Dos Papua (Pulau Papua). Dikemudian hari,
nama itu digunakan secara ilmiah uuntuk menyebut pulau besar Cendrawasih.
Kata Papua dapat pula dikonotasikan secara negatif
sebagai “budak berkulit hitam dan
berambut keriting,” sedangkan nama Nova Guinea (New Guinea) yang merupakan
nama geografis tanah tersebut yang diberikanoleh seorang nahkoda kapal Spanyol
Inogo de Retes saat singgah di Mamberamo, 20 Juni 1545. Namun, nama tersebut
baru mulai digunakan secara internasional setelah dimunculkan peta dunia buatan
Mercator tahun 1569.
Jika Negeri Cenndrawasih ingin merdeka berarti nama
Papua harus diganti. Karena walapun kita merdeka, Negeri Cendrawasih akan
ditertawakan oleh Negara-negara lain, hanya karena nama “Papua” sebab sekali
lagi Papua berarti budak yang berkulit hitam dan berambut keriting. Kita bisa
mengatakan apalah sebuah nama, tetapi pikirkan apa yang orang lain katakan
terhadap Negeri Cendrawasih.
Mari kita mulai memperbaiki segala yang rusak,
melengkapi segala yang kurang, dan mengisi segala yang kosong menuju
kemerdekaan Negeri Cendrawasih.
MARI BERJALAN KE
JALAN MERDEKA!!!