HIJAUHNYA
KAMPUNGKU
Tempat yang menjadi awal untuk kehadiran di Dunia
ini, tumbuh dan berkembangnya seorang manusia di muka bumi. Manjadi awal dimana
kaki harus menapak, merangkak dan menjalani kehidupan serta memberikan rasa
aman yang sulit dirangkai oleh kata-kata sekalipun ialah kampong halaman.
Bukanlah sebuah tempat yang penuh dengan hingar bingar dan gemerlapan dimalam
hari.
Dari ujung selatan hingga utara kabupaten Dogiyai
terhampar indahnya pegunungan dengan awan putih yang mamtulkan cahaya mentari
yang selalu siap memanah setiap mata yang memandangnya. Tak hanya itu saat
menempuh perjalanan dari utara ke kampung yang letaknya diujung kabupaaten,
kita bagai terselimuti oleh udara segar yang mengalun indah dari jajaran
pohon-pohon yang menjulaang tinggi disepanjang pegunungan dan disambut dengan
keunikan perkebunan disekitar kaki gunung.
Hijauhnya kampungku jangan ditanyakan lagi
keindahannya, karena kampungku berada diatas gunung yang sama sekalai belum
disentuh oleh globalisasi dan teknologi. Jajaran pepohonan dan berbagai tanaman
hijauh lainnya akan menyambut kita sesaat setelah melewati jalan berkelok-kelok
dari kali Mapiha.
Melihat pegunungan yang terhampar akan memanah mata
karena keindahan bagi siapapun yang melihatnya, tak hanya keindahan pegunungan,
kampung halamanku bagaikan sepotong
keindahan dari surga yang dititip oleh sang Pencipta. Saat ini seluruh mata
dunia tidak tahu akan keindahan wajah kampung Atou yang berbentuk tubuh manusia
dan dipagari oleh empat gunung yaitu
gunung Moyago, gunung Kepou, Gunung Hagawage, dan Gunung Diki Pugu, namun
ketika globalisasi menyentuh kampung itu akan menjadi perhatian dari mata
dunia.
Seluruh penduduk dikampung itu bermata pencarian
sebagai petani yang selalu hidup rukun, aman, damai, dan selalu tidak lepas
dari kata gotong royong. Untuk kampung halaman tidak hanya menjadi tempat untuk
melepaskan kepenatan dari hiruk pikuk keramaian kota semata, bagiku kampung
halamanpun menjadi salah satu tempat yang menjadi tanggung jawabku, untukku,
dan kulestarikan adat, budaya dan keindahannya. Masyarakat yang begitu jauh
dari dunia ilmu pengetahuan dan teknologi itu memberikan aku banyak pelajaran
sebagai bekal kehidupan.
Pelajaran kehidupan berharga yang mungkin akan
kujadikan pedoman saat aku menjadi menjadi seorang pemimpin dan memiliki
keluarga kecil kelak, pemikiran pedesaan yang mampu membuat kesuksesan untuk
keturunannya, terlihat keras dalam memaknai kehidupan namun dapat menjadikan
cambuk yang berharga dalam kehidupan. Keramah tamahan kesopanan yang dimiliki
oleh setiap warga di kampung Atou sangat indah yang tercipta tanpa kepalsuan.
Semua merangkul semua memikul, semua mersakan itulah slogan yang mungkin dapat
aku gambarkan dari karamahan kampungku.
Kesadaran akan kehijauan dan keasrian di kampung Atou
sudah lama tercipta bahkan sebelum pemerintah masuk. Hal itu terbukti dengan
salah satu contoh pada apa yang diajarkan oleh orang tua-orang tua yang telah
meninggal terdahulu kepada keturunan mereka. Orang tua selalu melarang
anak-anak mereka untuk tidak menebang pohon sembarangan kecuali membutuhkannya,
tetapi orang tua memberikan syarat bagi setiap keturunannya yang menebang satu
pohon ia harus menanam dua pohon baru sebagai gantinya.
Kesadaran yang dibangun harus disertai dengan
kekonsistenan sesorang terhadap apa yang telah menjadi komitmennya. Jika tidak
sekarang kita menjaga keindahan lingkungan ataupun kampung kita, kapan lagi?
Tidak harus menunggu kerusakan baru kita dapat memperbaikinya. Lebih menjaga
kawan dari pada harus memperbaikinya. Hal kecil akan menjadi dampak yang besar
jika kita mau bersama sadar dan saling mengingatkan untuk terus menjaga
keindahan alam.
Haiii…kawan saat berkunjung diberbagaai daerah
jangan hanya mengunjungi berbagai tempat rekreasi saja. Explore juga alam
sekitarnya, banyak hal kecil yang dapat kita pelajari. Semakin dekat kita
dengan alam semakin tinggi pula rasa syukur kita terhadap Pencipta alam yang
menjadi tempat kita bernaung.
by: Atoupugi *YD*